5 Tempat Liburan Favorit si Kutu Buku
Halo, sobat layar.
Apakah sobat punya tempat liburan favorit? Apakah tempat itu berdiam begitu lama dalam ingatan dan selalu mengajak sobat kembali kepadanya? Jika jawabannya ya, sobat bisa mengunjungi tempat liburan itu berkali-kali. Karena predikat favorit yang disandangnya, otomatis tidak akan ada yang disebut kebosanan.
Sebagai salah seorang pencinta buku yang hari-harinya mayoritas bersinggungan dengan buku, saya juga punya tempat liburan favorit. Bukan tempat liburan yang jauh sehingga perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga dan biaya.
Tempat Liburan Favorit si Kutu Buku
Perpustakaan kota
Poin pertama adalah perpustakaan yang berdiri sejak lama, bahkan sebelum saya lahir. Di perpustakaan Kota Tanjungbalai yang terletak dekat SMAN 1 Tanjungbalai ini saya bisa melepas lelah setelah sif malam. Menyenangkan bisa berada dan berlama-lama memilah dan memilih buku.
Buku-buku di sana beragam layaknya perpustakaan pada umumnya. Mulai dari terbitan lama hingga terbaru. Judul, genre, penulis, dan penerbit mulai dari yang pernah saya baca sebelumnya hingga yang benar-benar asing.
Di sana, tak banyak orang yang berkunjung. Mungkin karena itu masih berada di pukul 08.00 WIB. Saat menuliskan nama di buku tamu saat itu nama saya berada di urutan satu.
Saya bisa lupa waktu. Ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, barulah saya beranjak pulang. Oh ya, tentu saja tak lupa dengan tiga buku di tangan. Jumlah minimal buku yang boleh dipinjam.
Perpustakaan daring
Nah, pilihan kedua adalah perpustakaan daring. Ini beragam pula namanya. Ada Gramedia Digital yang harus diperpanjang langganannya setiap bulan untuk dapat menikmati koleksi buku-buku terbaru terbitan GPU.
Alhamdulillah saya bergabung dengan komunitas pencinta buku di platform ini sehingga ada sistem urunan yang membuat kami bisa bebas menikmati buku-buku favorit dengan lebih hemat.
Selain Gramedia Digital, ada pula iPusnas. Di sini terdapat buku-buku spesial yang bisa jadi sudah tidak tersedia di toko buku. Koleksi buku di sini persis perpustakaan karena memang berasal dari provider Perpustakaan Nasional. Karena bisa membaca buku secara berlama-lama di sini kadang bikin sakit mata, saya memilih mengaksesnya melalui tab.
Membaca buku di iPusnas seperti memasuki pulau harta karun bagi si kutu buku. Banyak buku bagus dengan sampul dan judul bikin mau segera unduh. Sayangnya ada keterbatasan, yaitu peminjam hanya bisa meminjam 5 buku yang akan tersimpan dalam folder rak buku. Pemulangan buku bisa dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam setelah masa pinjam. Oh ya, ada pula jumlah kopian buku. Jadi, jika jumlah kopian buku sudah dipinjam semua, peminjam selanjutnya akan masuk daftar antrean.
Toko buku
Nah, jika ingin menikmati buku-buku yang baru launching, saya akan memilih pergi ke toko buku. Toko ini terletak di ibukota provinsi sehingga saya harus menyediakan waktu khusus.
Berjalan-jalan di toko buku kadang tak membuat saya harus mengeluarkan sejumlah kocek, kok. Bisa jadi saya belanja ide di sini. Setelah melihat sejumlah kover, mengambil foto buku-buku teman, bahkan membeli buku atau antologi yang menyematkan nama saya di kovernya.
Ohya, omong-omong tentang membeli buku yang ditulis sendiri entah sebagai buku solo atau antologi, sebagai penulis sobat bisa mendapatkan 10 – 20% setiap pembelian buku, lo. Cukup dengan mengatakan bahwa kita tergabung sebagai penulisnya atau boleh juga menunjukan KTP. Seru, ya, kan. Tujuan sebagai branding kita penulis tercapai dan diskon yang didapatkan bisa menambah keuntungan jika buku tersebut kita jual.
Otak-atik Blog
Tempat liburan favorit selanjutnya yang tak kalah membuat tempat duduk nyaris panas adalah otak-atik blog. Bermula dari memutuskan menggunakan template cantik lalu sibuk mengatur tampilan rumah maya agar cantik. Ohya, karena efek belajar SEO di kelas-kelas para suhu, jadi mulai berani otak-atik kode html meski dalam skala minim sekali. Hahaha, prinsipnya sih sebelum mengadakan perubahan apapun tema sebelumnya wajib dicadangkan terlebih dahulu.
Otak-atik blog sungguh menyenangkan dan menjadi liburan yang tak ternilai kala melepas penat setelah seharian dinas. Apalagi jika saat itu sedang tidak ada tagihan artikel yang harus ditulis atau deadline tugas kelas yang mendesak, saya baru bisa berhenti setelah melihat jam dinding dan menyadari bahwa tubuh juga memerlukan pemenuhan haknya agar tetap berjalan sesuai fungsi.
Desain gambar di Canva
Desain gambar di canva ini ada manis dan pahitnya, sih. Hehehe, karena kadang kita merasa bahwa apa yang kita jadikan sebagai gambar adalah yang terbaik. Tapi saat melihat postingan orang lain barulah kita sadari desain kita masih ada yang perlu diperbaiki. Itulah artinya bahwa belajar itu tidak ada habisnya. Semakin banyak mengetahui sesuatu saat itu pula kita menyadari bahwa banyak hal lainnya yang ingin juga segera dipelajari tak bisa menunggu.
Sobat, menjadi si kutu buku bukan berarti kita tak memiliki tempat liburan favorit, ya, kan? Tempatnya pun bukan sesuatu yang membutuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu. Bahkan dari hal-hal yang sederhana saja, di tempat yang tidak terlalu banyak orang atau sebaliknya.
Intinya, membuat tempat liburan favorit itu sederhana saja. Asalkan kita bisa berkompromi dengan diri sendiri. Dalam situasi bagaimana pun kita bisa mendapatkan ketenangan dan mengembalikan energi yang bisa saja lindap di rentetan pekerjaan.
Apakah sobat kutu buku juga punya tempat liburan favorit? Boleh, dong, berbagi cerita uniknya di kolom komentar!
#TantanganBlogspedia