Launching Fiksi Islami dan Webinar Tip Menulis

Ketika sedang berselancar di platform Fiksi Islami beberapa hari yang lalu, saya begitu antusias ketika menemukan informasi tentang akan diadakannya launching Fiksi Islami dan webinar tip menulis pada 13 November 2022 ini.

Agar tidak ketinggalan, saya sengaja mengambil tangkapan layar info ini di ponsel. Siapa sangka, 10 November surel saya mendapatkan undangan gabung grup WhatsApp Rumah Filmi. Alhamdulillah, jadi tidak ketinggalan ikutan webinar yang dinanti kehadirannya.

Saya bergegas menyelesaikan pekerjaan rumah agar dapat mengikuti jalannya webinar dengan baik. Di tengah kondisi pagi itu yang sedikit mendung, saya cukup takjub ketika membaca rangkaian acara yang dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Masyaallah. Sependek ingatan saya ini adalah webinar pertama yang saya ikuti dengan konsep demikian.

Lembutkan nurani! menjadi tagline yang tertera pada logo Fiksi Islami, sebuah platform yang baru berusia tujuh minggu. Di tengah gempuran akan semakin minimnya ruang untuk pengembangan Fiksi Islami saya menjadi salah satu pendukung lahirnya media daring ini.

Sebagai seorang yang memulai karier di dunia kepenulisan melalui kirim karya ke media, saya juga menyadari bahwa banyak media cetak dan daring yang kini sudah memutus ruang ekspresi berkarya bagi penulis.

Mirisnya, platform menulis sekarang banyak yang terjebak arus industrialisasi sehingga mengabaikan apa yang disebut idealisme. Konten yang kerap bersinggungan dengan SARA dan pornografi nyaris berseliweran di berbagai platform.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa literasi sangat bisa mempengaruhi psikologis seseorang. Jadi, bisa dibayangkan jika sejak usia dini, anak dan remaja mendapat asupan yang tidak membangun melalui literasi. Ini adalah tanggung jawab bersama, yaitu memunculkan kembali fiksi positif yang bisa membangun kepribadian baik.

Fiksi Islami hadir sebagai penawar dari kegelisahan itu. Lewat literasi islami yang mungkin sempat hibernasi, kini mencoba bangkit kembali. Mencoba menggeser ruang-ruang yang kurang bermakna sehingga yang ada adalah ruang berhikmah bagi pembaca.

Platform yang dipimpin oleh Bu Yeni Mulati, S.Si, MM atau yang kita kenal dengan Afifah Afra ini mulai diujicobakan pada 20 September 2022. Pada hari ini, 13 November 2022, yang memiliki tujuh rubrik ini resmi launching. Barakallah.

Saya sendiri mendapatkan informasi tentang rubrik ini melalui postingan Mbak Ratnani Latifah ketika beliau membuat postingan di Facebook bahwa naskah resensinya dimuat di platform Fiksi Islami.

Saya sangat antusias bahwa Fiksi Islami akan bisa berkembang dengan kehadiran penulis dan pembaca yang bersinergi. Misalnya, ketika karya penulis dimuat, lalu ia membagikannya di media sosial. Maka akan ada penulis dan pembaca baru yang terpapar informasi tentang eksistensi Fiksi Islami.

Tentu Fiksi Islami tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan banyak pihak menggarap hal ini dengan fokus dan konsisten. Tim redaksi yang solid berjuang membangun Fiksi Islami sedangkan penulis dan pembaca gegas bergerak mengirimkan naskah dan menyebarkan konten-konten platform yang didominasi warna biru dan hijau ini ke akun media sosial. Sungguh potret kerjasama yang begitu hangat, ya!

Memiliki visi media yang aktif melakukan syiar Islam, Fiksi Islami akan menerbitkan karya-karya Fiksi Islami dalam rangka melakukan proses pembentukan karakter positif pada umat Islam, khususnya generasi muda.

Nah, pada kesempatan ini pula, pertemuan yang dilangsungkan via aplikasi Zoom ini membongkar tip cerpen/artikel/puisi layak terbit di kanal Fiksi Islami. Kak Asri membawakan materi tentang Menulis Nonfiksi, sementara Kak Riannawati membawakan materi tentang Menulis Fiksi. Keduanya adalah redaktur Fiksi Islami.

Inti dari beragam tip yang dibawakan adalah bagaimana menciptakan tulisan berbalut fiksi atau nonfiksi yang mampu mencerahkan dan memberikan efek membangun bagi pembaca. Dalam tulisan kita bisa menyampaikan pesan-pesan indah.

Sebelum pemberian pengumuman doorprize bagi empat orang penanya terbaik, Bunda Afifah Afra mengatakan bahwa saat ini Fiksi Islami fokus pada banyaknya konten yang terpapar pada pembaca, jadi akan sangat memperhatikan jadwal tayang karya.

Para penulis dan pembaca diharapkan dapat membantu tumbuh kembang platform ini dengan cara membantu menyebarluaskan konten yang tayang.

Selamat datang, Fiksi Islami. Kami menyambut haru lahirnya dirimu laksana oase di tengah gersangnya media yang bernapaskan islami.

Akhirnya setelah pemaparan yang inspiratif sejak awal hingga akhir, acara hari itu ditutup sekitar pukul 11.30 WIB. Tentunya dengan tak lupa mengabadikan momen kebersamaan dengan foto bersama peserta Zoom yang masih semangat hingga akhir acara dengan total sekitar 46 orang.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url